Menkes Budi Gunadi Sadikin: Perhatikan Puskesmas dan Posyandu Selain Rumah Sakit

Breaking News Kab. Gorontalo

maleonews.com _ Kab. Gorontalo – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya peran puskesmas dan posyandu dalam menjaga kesehatan masyarakat. Ia mengingatkan bahwa strategi kesehatan bukan hanya mengobati orang sakit, tetapi juga menjaga agar masyarakat tetap sehat.

“Artinya, gubernur dan sekda jangan hanya mengurus rumah sakit. Bukti nyata menunjukkan perlunya perhatian yang sama, atau bahkan lebih, terhadap puskesmas dan posyandu dibandingkan dengan rumah sakit,” ujar Menkes Budi dalam talkshow Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2024 di Hotel Aston, Jumat (24/5/2024).

Dikutip dari kominfotik, Menkes Budi mendorong pemerintah daerah untuk mengadopsi strategi kesehatan yang berfokus pada pencegahan dan promosi kesehatan. Ia menyarankan agar rumah sakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan, tetapi juga sebagai pembina bagi puskesmas dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat.

Pentingnya peran puskesmas dan posyandu juga ditegaskan Menkes Budi dalam konteks pencegahan stunting, yang harus dimulai sejak anak berusia minus sembilan bulan. “Peran puskesmas dan posyandu menjadi garda pertama untuk pelayanan kesehatan masyarakat,” tambahnya.

Dalam diskusi tersebut, Fahria, Kabid Yankes dan STK Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, menyampaikan keluhan tentang kekurangan tenaga medis, terutama dokter, di puskesmas. Ia menyebutkan bahwa masalah ini dirasakan oleh 15 puskesmas di Gorontalo Utara dan 96 puskesmas di seluruh Provinsi Gorontalo.

Menanggapi hal tersebut, Menkes Budi mengakui bahwa Indonesia kekurangan dokter. “Standar WHO untuk negara berpenghasilan menengah ke bawah adalah 1 dokter per 1.000 penduduk. Negara maju memiliki 2,5 dokter per 1.000 penduduk, sedangkan Indonesia hanya memiliki 0,4 dokter per 1.000 penduduk. Ini menunjukkan bahwa kita belum cukup memenuhi standar,” ungkapnya.

Menkes Budi juga menyoroti masalah terbatasnya universitas dengan fakultas kedokteran, meskipun Indonesia memiliki kuota beasiswa kedokteran sebanyak 2.000 per tahun. “Namun, yang terpakai hanya 800 karena kurangnya tempat atau universitas dengan fakultas kedokteran,” jelasnya.

Dengan perubahan paradigma ini, Menkes Budi berharap promosi dan pencegahan kesehatan dapat lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat Indonesia dapat hidup lebih sehat dan terhindar dari penyakit kronis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *