T B pada Breaking news
21 Jun 2025 15:02 - 2 menit reading

Mapala Mohuyula UMGo Tanam Pohon dan Bersih-Bersih Sungai Bionga-Kayubulan: Aksi Nyata Cinta Lingkungan

maleonews.com, Limboto – Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Mohuyula Universitas Muhammadiyah Gorontalo membuat gebrakan tanam pohon dan bersih-bersih sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bionga-Kayubulan, Kelurahan Hutu’o, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Program ini mengusung tema “Bumi Untuk Kita, Kita Untuk Bumi” dalam rangka Hari Lingkungan Hidup yang dirangkaikan dengan Milad ke 17 Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

Program terlaksana atas dukungan Nusantara Fund serta kolaborasi dengan pemerintah daerah, BPDAS, Dinas Lingkungan Hidup, TNI, Polri, dan SDA, Mapala Tilongkabila Universitas Gorontalo, komunitas pencinta alam, KNPI, Karang Taruna, Kambungu Beresi, BEM UMGo dan IMM.

Bumi Untuk Kita, Kita Untuk Bumi menjawab permasalahan dengan memperkuat peran masyarakat di Kelurahan Hutu’o sebagai pelaku utama pelestarian lingkungan. Masyarakat difasilitasi untuk mempertahankan wilayah dan kearifan lokal.

Mapala Mohuyula mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan terkait lingkungan, karena keadilan ekologis tidak akan tercapai tanpa keadilan sosial. Melindungi bumi berarti melibatkan mereka yang paling terdampak sekaligus paling peduli.

Gerakan penanaman pohon dan bersih sampah di sungai adalah upaya pelestarian lingkungan yang melibatkan penanaman pohon di sekitar sungai dan pembersihan sampah dari badan sungai serta lingkungannya. Tujuannya adalah untuk menjaga kelestarian sungai, mencegah banjir, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Membuang sampah di sungai memiliki dampak negatif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar sungai. Selain dapat menyumbat aliran sungai, menyebabkan banjir, mencemari air, dan merusak ekosistem sungai, sampah dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia.

Kondisi sampah di sungai Kelurahan Hutu’o terbilang cukup parah. Berdasarkan catatan Mapala Mohuyula, terdapat 9 titik sampah dengan jumlah besar. Sampah-sampah ini berada dibelakan rumah yang dibangun dipinggir sungai di Lingkungan II dan III Kelurahan Hutu’o. Selain tertumpuk, sampah lain terurai di badan sungai.

Sampah yang menumpuk di sungai tentu dapat menghalangi aliran air, terutama saat musim hujan, sehingga menyebabkan banjir di wilayah sekitar sungai. Sampah tidak hanya memperparah dampak banjir, pencemaran air tentu akan terjadi, terutama sampah plastik, dapat melepaskan bahan kimia berbahaya dan mikroplastik ke dalam air sungai, mencemari air dan membahayakan organisme air serta manusia yang mengonsumsi air sungai.

Sampah bahkan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan patogen penyakit, serta meningkatkan risiko penyebaran penyakit melalui air. Sampah plastik dapat merusak ekosistem sungai, mengganggu rantai makanan, dan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.

Air sungai yang tercemar sampah dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, disentri, tipus, dan penyakit kulit. Dalam aksus ini anak-anak dan orang lanjut usia menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak kesehatan akibat air sungai yang tercemar.