Ketegasan Islam dan Realitas Sosial: Menghadapi Tantangan Durhaka terhadap Orangtua

Feature

maleonews.com _ Dalam ajaran Islam, khususnya, ketegasan terhadap perilaku durhaka kepada orangtua, terutama ibu, dijunjung tinggi. Meskipun Islam memberikan arahan tegas terkait penghormatan terhadap orangtua, realitas di masyarakat seringkali menunjukkan adanya kasus-kasus kontroversial yang berkaitan dengan ketidakpatuhan anak terhadap nilai-nilai tersebut.

Banyak insiden durhaka yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, bahkan lebih mencolok ketika disiarkan melalui media sosial. Anak-anak yang melakukan perbuatan durhaka terkadang mencoba mengalihkan tanggung jawab dengan menyudutkan orangtua, khususnya ibu, sebagai penyebab perilaku mereka.

Dalam konteks ini, ajaran Islam mengingatkan umatnya untuk tidak hanya mematuhi perintah-perintah agama, tetapi juga memahami nilai-nilai moral yang mendasari ketegasan tersebut. Pendidikan keluarga dan sosial memainkan peran penting dalam membentuk karakter anak-anak agar dapat menginternalisasi nilai-nilai luhur.

Doa orangtua (ibu) itu, bisa menjadi kebaikan ataupun malapetaka kepada anak yang mendurhakainya. Tanpa sadar ada perbuatan yang menurut kita baik – baik saja, namun menurut ajaran agama islam itu tidak diperbolehkan.

Masyarakat harus lebih mendalam untuk memahami keseimbangan antara ajaran agama dan dinamika sosial.

Durhaka kepada orang tua, terutama ibu, dapat mengambil berbagai bentuk yang melibatkan pelanggaran etika dan norma-norma moral. Beberapa jenis durhaka tersebut meliputi:

1. Sikap Kasar dan Penghinaan :
Melibatkan penggunaan kata-kata kasar, penghinaan, atau perilaku tidak hormat terhadap orang tua, yang bisa merusak hubungan keluarga.

2. Tidak Menghargai dan Mementingkan Diri Sendiri :
Ketidakpedulian terhadap kebutuhan, perasaan, atau usaha orang tua. Anak yang terlalu egois dan tidak memperhatikan peran dan kontribusi orang tua.

3. Menolak atau Menentang Perintah Orang Tua :
Bertentangan atau menolak mentaati perintah atau aturan yang ditetapkan oleh orang tua, tanpa alasan yang jelas atau beralasan.

4. Ketidakpatuhan dan Meninggalkan Tanggung Jawab :
Tidak menjalankan kewajiban atau tanggung jawab yang diharapkan dari seorang anak terhadap orang tua, seperti mengabaikan perawatan atau dukungan.

5. Pembohongan dan Rahasia : Menyembunyikan kegiatan atau informasi penting dari orang tua, menciptakan atmosfer ketidakpercayaan dan memutuskan komunikasi yang sehat.

6. Tidak Menunjukkan Rasa Hormat : Ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada orang tua, baik di depan umum maupun dalam interaksi pribadi.

7. Abuse atau Kekerasan :
Bentuk ekstrim dari durhaka, melibatkan kekerasan fisik atau emosional terhadap orang tua, yang merupakan pelanggaran hukum dan nilai-nilai kemanusiaan.

Durhaka ini dapat bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti komunikasi yang buruk, perbedaan nilai-nilai, atau ketidaksetujuan terhadap pilihan hidup. Penting untuk mencari solusi melalui dialog dan pendekatan yang positif untuk memperbaiki hubungan keluarga.

Melalui dialog terbuka, diharapkan kita dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi oleh keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kasus durhaka, sehingga nilai-nilai ketegasan dan rasa hormat dapat diterapkan secara efektif.

(@hmad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *