IDENTITAS KAB. POHUWATO HILANG..? JIKA INI TERUS TERJADI

oleh -11 Dilihat
oleh

maleonews.com _ KAB.POHUWATO – Burung maleo merupakan burung endemik Sulawesi yang sangat penting untuk dilestarikan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resort Cagar Alam Panua Wilayah II Pohuwato menyatakan bahwa aktivitas pertambangan tanpa izin dan penebangan liar di hutan mangrove Pohuwato mengancam habitat burung maleo.

Kepala Resort Cagar Alam Panua, Fransisxo Guru Singa Tambunan, menyebut burung maleo sebagai ikon Pohuwato yang perlu dijaga bersama.

Saat ini, kondisi burung maleo di hutan mangrove sangat memprihatinkan. Meskipun luas hutan mencapai 36.575, jumlah burung maleo di Kabupaten Pohuwato seharusnya lebih banyak. Namun, karena adanya aktivitas yang merusak habitat mereka, jumlah populasi burung maleo mengalami penurunan.

Keberadaan burung maleo yang terancam juga dianggap merusak identitas daerah. Jika jumlah populasi burung maleo terus berkurang, Pohuwato akan mengalami krisis identitas karena tidak mampu menjaga ikon daerahnya.

BKSDA Resort Cagar Alam Panua mencatat bahwa saat ini jumlah burung maleo mencapai 5 ribu ekor selama 15 tahun terakhir. Dari jumlah tersebut, sekitar 700 burung maleo telah ditangkarkan di beberapa tempat penangkaran. Namun, masih ada telur burung maleo yang sedang dipindahkan untuk proses penangkaran.

Upaya menjaga dan melestarikan habitat burung maleo sangat penting untuk memastikan keberlanjutan populasi mereka di Pohuwato. Dengan menjaga habitat mereka, diharapkan jumlah populasi burung maleo dapat bertambah di masa depan.

Sementara itu, pemerintah juga harus mengambil langkah tegas agar oknum yang melakukan aktivitas yang berpotensi merusak habitat burung maleo tidak lagi mengulanginya.

(MN_03)

No More Posts Available.

No more pages to load.