maleonews.com, Gorontalo– Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo, Nelson Pomalingo dan Kris Wartabone, memiliki komitmen mengembangkan ekonomi inklusif.
Hal itu dikatakan Prof. Nelson Pomalingo pada dialog ekonomi yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Gorontalo di Graha Azizah Kota Gorontalo, Selasa (19/11).
Menariknya, dari semua calon Gubernur yang hadir pada kegiatan ini, hanya Paslon Nomor urut 2 yang memiliki gagasan besar membangun ekonomi inklusif di Gorontalo.
Ekonomi Inklusif ungkap Prof. Nelson adalah sebuah konsep pengembangan ekonomi yang bertujuan untuk mengangkat, mengembangkan dan memaksimalkan potensi sumber daya daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dialog ekonomi yang dihadiri oleh para pengusaha dan pelaku UMKM ini, mengusung tema “Pengembangan ekonomi Provinsi Gorontalo” dengan Sub tema pemberdayaan ekonomi lokal, ketahanan pangan, pariwisata sumber daya alam dan tata ruang berwawasan lingkungan.
Pada kesempatan itu, Prof. Nelson Pomalingo menyebut, Visi Nelson – Kris, adalah Gorontalo Emas menuju Provinsi Madani.
Visi ini menurutnya sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di tingkat nasional.
“Melalui visi ini, pasangan Nelson – Kris ingin bersinergi dan membangun akselerasi, keselarasan dan kolaborasi dengan pemerintah pusat melalui visi Indonesia Emas 2045” ujarnya.
Emas pertama ungkap Prof. Nelson adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yakni SDM Gorontalo ke depan harus unggul, mereka harus berprestasi dan berdaya saing yang tinggi.
Emas kedua adalah di bidang pemerintahan yang harus bersih dan tidak korupsi.
Emas Ketiga di bidang ekonomi, yakni mengembangkan ekonomi inkusif dan emas keempat adalah membangun dan memajukan daerah harus berbasis lingkungan yang lestari.
Terkait pengembangan ekonomi inklusif, Paslon Nelson-Kris, sejak awal telah merumuskan formulasi kebijakan agar Gorontalo menjadi daerah yang memiliki kemandirian.
“Tujuan utama kita yang menjadi satu Provinsi itu, diantaranya agar Gorontalo menjadi daerah yang mandiri atau berdikari
Oleh karena itu, menurut Prof. Nelson, terdapat sejumlah potensi ekonomi yang harus dikembangkan di Gorontalo ke depan, diantaranya,
Pertama,Bidang pertanian,karena potensi daerah ini pertanian.Transformasi kemandirian petani, Baik produktivitasnya,intensifikasi maupun ekstensifikasinya.
Kedua, untuk membangun pertanian harus terpadu terintegrasi dengan mengupayakan sebuah ekosistem pertanian yang memiliki multi efek atau berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat.
“Pertanian tidak hanya bicara sektor pertanian dalam arti yang sempit, tapi didalamnya terintegrasi dengan sektor peternakan, perikanan, agro industri pasar, bahkan akses modal” jelasnya.
Prof. Nelson mencontohkan komoditi jagung yang sejatinya tidak hanya mengandalkan biji jagung untuk dijual, tapi bagaimana melahirkan industri pengolahan jagung, batang jagung, daun jagung bahkan tongkol jagung memiliki nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan petani.
“Kenapa jagung kita selama ini belum dapat meningkatkan ekonomi yang bagus terhadap petani, karena kita hanya tergantung pada bijinya. padahal kita bisa kembangkan peternakan misalnya daunnya, batangnya dan tongkolnya bisa menjadi produksi peternakan kita” jelasnya.
Oleh karena itu, Paslon Nelson-Kris memiliki komitmen dan terobosan untuk melahirkan ide dan gagasan ekonomi inklusif yang berbasis pada pengembangan potensi ekonomi Gorontalo melalui program pertanian yang terpadu dan terintegrasi.