maleonews.com _ Prov. Gorontalo – Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, bersama istrinya, Djoewiati Kentjana Soebrata, mengikuti prosesi adat Moloopu di Rujab Gubernur pada Ahad (19/5/2024) kemarin. Prosesi ini menandai secara resmi dimulainya tugas Rudy sebagai Penjabat Gubernur dengan menempati rumah dinas (Yiladia).
Prosesi Moloopu, yang secara tekstual berarti “memangku,” dimaknai bahwa pejabat yang memimpin dipangku oleh adat. Setelah dilantik secara adat Moloopu, pejabat yang bersangkutan disebut “Halipa” (Khalifah) yang menguasai empat unsur kehidupan manusia: api, udara, air, dan tanah. Hal ini disampaikan melalui tujai (puisi) yang diucapkan oleh Bate dan Wuu (pemimpin adat). Oleh karena itu, Penjabat Gubernur diharapkan bersifat arif dan bijaksana, serta mengayomi masyarakat.
Prosesi adat Moloopu juga merupakan keharusan memenuhi tatanan adat dan bentuk penghormatan serta penghargaan masyarakat dari negeri adat Uduluwo Lo U Limo Lopohalaa (Lima Negeri Adat). Selain itu, prosesi ini menandakan bahwa pejabat yang bertugas telah diterima oleh masyarakat.
Rangkaian prosesi Moloopu meliputi mopolahe tou taeya (mempersilakan turun dari kendaraan), mopodiyambango (mempersilakan melangkah), dan mopotupalo (mempersilakan masuk gapura adat). Prosesi ini diiringi dengan sajak atau pesan-pesan adat yang penuh makna, berlangsung khidmat, dan ditutup dengan doa. Penjabat Gubernur Rudy, yang didampingi oleh Walikota Gorontalo Marten Taha, juga disuguhi hidangan makanan tradisional.
Sebelum prosesi adat Moloopu, Penjabat Gubernur Rudy dan istrinya disambut dengan upacara penerimaan oleh Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Provinsi Gorontalo atau Purna Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Provinsi Gorontalo.
Prosesi adat ini tidak hanya memperkuat ikatan antara pemimpin dan masyarakat, tetapi juga memperkuat pelestarian budaya dan tradisi Gorontalo yang kaya.