T B pada Breaking news
19 Jun 2025 11:16 - 2 menit reading

Tempat Makan Program MBG di Telaga Diduga Langgar Standar, Ribuan Siswa Terancam Kesehatannya!

maleonews.com, Gorontalo – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai terobosan revolusioner untuk peningkatan gizi anak sekolah justru menyisakan kekhawatiran di Kecamatan Telaga. Pasalnya, tempat makan yang digunakan dalam program tersebut masih menggunakan bahan plastik, bukan Stainless 304 seperti yang diwajibkan dalam pedoman pelaksanaan.

Aleks Hitler Maga, salah satu orang tua siswa di SMA Negeri 1 Telaga, mengaku kecewa atas kondisi tersebut. Kepada Berita maleonews.com Rabu (18/06/2025), ia menuturkan bahwa penggunaan wadah plastik sangat berisiko terhadap kesehatan anak-anak.

“Sejak program ini diluncurkan pada 17 Maret lalu, di Telaga tempat makan yang digunakan masih plastik. Padahal jelas-jelas itu bertentangan dengan standar yang ditetapkan,” ujarnya geram.

Temuan ini bukan isapan jempol. Dari hasil investigasi tim media, sebanyak 3.065 siswa penerima MBG dari berbagai jenjang sekolah di wilayah Telaga seluruhnya masih menggunakan tempat makan plastik. Padahal menurut petunjuk teknis, penyedia program hanya diberi waktu beberapa pekan setelah peluncuran untuk segera mengganti wadah tersebut menjadi berbahan Stainless 304.

Situasi ini semakin mencengangkan setelah dikonfirmasi kepada pihak Badan Gizi Nasional (BGN) Provinsi Gorontalo. Zulkifli, perwakilan BGN Provinsi, mengungkapkan bahwa Dirjen Pengawasan BGN Pusat, Kolonel Rudi Setiawan, bahkan telah turun langsung ke Telaga pada 7 Mei 2025 dan memberikan peringatan keras kepada penyedia, yakni Yayasan Nurul Ilmi.

“Sudah diberi waktu satu bulan oleh Dirjen untuk mengganti semua tempat makan yang tidak sesuai. Tapi sampai sekarang tidak juga dilakukan,” tegas Zulkifli.

Akibat pembangkangan ini, BGN Provinsi akan segera mengirimkan laporan resmi ke pusat agar Yayasan Nurul Ilmi yang dipimpin oleh Musbawati Kumbu mendapatkan tindakan dari otoritas terkait.

Ancaman kesehatan anak-anak bukan hal yang bisa dianggap sepele. Program MBG yang seharusnya menjadi simbol kemajuan malah terancam menjadi sumber bahaya jika pengawasan dan komitmen mutu diabaikan.