maleonews.com _ KAB. GORONTALO – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir, menyikapi Malam Qunut sebagai salah satu objek wisata religi yang berkembang pesat di wilayah Batudaa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
“Pemerintah Kabupaten Gorontalo berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini agar dapat menjadi bagian dari wisata religi yang berkembang,” ujar Roni Sampir Jumat kemarin.
Malam Qunut, lanjut Sekda, merupakan perjalanan spiritual yang diadakan saat pertengahan bulan suci Ramadhan. Kegiatan ini menyaksikan masyarakat dari berbagai penjuru berkumpul untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan materi mereka.
Roni menekankan bahwa pelaksanaan Malam Qunut tidak hanya memberikan manfaat secara spiritual, tetapi juga berdampak positif terhadap perekonomian, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kegiatan Malam Qunut terus dilestarikan dan berpotensi untuk diperluas ke seluruh wilayah Batudaa dan sekitarnya,” tambah Roni.
Tradisi Malam Qunut di Batudaa kerap dipadati oleh masyarakat yang memenuhi lapangan Batudaa dan Tabongo. Mereka turut serta dalam tradisi makan kacang dan pisang sebagai bagian dari perayaan tersebut.
Dahulu, perayaan Malam Qunut diadakan di Pasar Batudaa, namun karena keterbatasan tempat, kini dilakukan di lapangan Batudaa yang lebih luas. Perkembangan zaman juga mengubah karakter perayaan ini, di mana sekarang sudah banyak pedagang yang menjajakan berbagai barang seperti pakaian, kuliner, dan lainnya.
Pada tahun 2024, panitia remaja Masjid Darusalam menggelar perayaan Malam Qunut dengan mengadakan pasar serta rangkaian perlombaan tradisional seperti tarik tambang, lari karung, lari bakiak, dan lomba makan kacang dan pisang.
Perayaan ini bertujuan untuk melestarikan tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun sejak dahulu, karena Malam Qunut telah menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Gorontalo. Perayaan Malam Qunut di Batudaa diadakan selama tiga hari dengan puncaknya pada hari ke-15 Ramadhan 1445 Hijriah.