Monumen Patriotik 23 Januari 1942 di Gorontalo Memerlukan Perhatian: Bendera Merah Putih Lapuk dan Kondisinya Terbengkalai

Breaking news Breaking News

maleonews.com _ KOTA GORONTALO – Monumen Patriotik 23 Januari 1942 di Gorontalo, yang memiliki makna sejarah yang sangat penting, saat ini terlihat dalam kondisi yang memerlukan perhatian lebih dari pihak terkait. Monumen ini dibangun untuk memperingati Hari Patriotik Gorontalo yang menjadi tonggak kemerdekaan pada 23 Januari 1942.

Terletak di Jl Ahmad Yani, Kelurahan Limba U I, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, monumen ini, bersama dengan Kantor Pos di depannya, telah diakui sebagai cagar budaya nasional. Namun, situasi terkini memperlihatkan beberapa masalah yang memerlukan perbaikan.

Monumen ini memiliki struktur bambu kuning runcing yang menjulang tinggi dan bendera merah putih yang terbuat dari besi. Sayangnya, saking tak di perhatikan, nampak bendera merah putih kini tidak lagi tampak karena usia dan cuaca telah merusaknya.

Memang beberapa tahun lalu, bendera tersebut sempat diganti dengan yang terbuat dari kain, namun sayangnya, juga lapuk seiring berjalannya waktu.

Pondasi monumen ditumbuhi rumput liar. Sampah-sampah plastik dan rumput mati bertebaran di sekitar monumen, inilah yang menimbulkan spekulasi serta menunjukkan kurangnya perawatan. Keasrian, seperti bunga-bunga yang seharusnya menjadi hiasan, juga terlihat tidak terawat dengan baik.

Kondisi monumen ini semakin sulit terlihat dari jalan raya karena tertutup oleh kabel-kabel listrik di sekitarnya. Gardu dan pagar di depan monumen juga turut menyulitkan visibilitas monumen bagi orang yang melintas.

Plang informasi cagar budaya kantor pos di sekitar monumen juga terlihat berkarat dan termakan usia. Warga setempat, menyampaikan bahwa bendera yang diganti beberapa tahun lalu dengan yang terbuat dari kain juga mengalami nasib yang sama, yakni menjadi lapuk.
“Pernah diganti sama bendera yang dari kain, terus karena hujan dan panas, ya lapuk lagi,”

Dari pantauan maleonews.com, bahwa memang banyak rumput liar di pondasi monumen, serta sampah yang berserakan di sekitarnya. Mirisnya lagi tidak banyak yang mengetahui keberadaan monumen tersebut. Hal ini menunjukkan minimnya pemahaman masyarakat terkait makna dan keberadaan monumen ini.
Sehingga pada kasus ini perlu adanya perhatian dan tindakan untuk memulihkan dan merawat monumen bersejarah ini agar tetap menjadi bagian yang layak sebagai warisan budaya Kota Gorontalo.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *