Gorontalo – Sebagai Bupati Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo banyak menggagas dan merealisasikan proyek pembangunan infrastruktur untuk mempercepat laju kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Kini, pada pencalonannya di Pilgub Gorontalo 2024, Prof. Nelson Pomalingo yang berpasangan dengan cawagub Kris Wartabone menyiapkan proyek infrastruktur prioritas yakni pembangunan pelabuhan di Desa Taulaa, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo.
Karena terletak di Kecamatan Bilato, pelabuhan ini dinamakan Pelabuhan Bilato.
Saat menjelaskan program strategisnya sebagai cagub Gorontalo 2024, Prof. Nelson menyebut pembangunan Pelabuhan Bilato merupakan salah satu prioritas.
Pelabuhan Bilato disiapkan menjadi cikal bakal pembuatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menjadi sentra ekspor hasil industri Gorontalo.
Terutama industri di daerah Tibawa dan Pulubala yang dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat jumlahnya. Di sisi lain, keberadaan pelabuhan juga akan memangkas biaya produksi secara signifikan.
“Daerah industri saat ini berada di Bilato. Selain itu, Bilato juga menjadi muara industri yang ada di Tibawa dan Pulubala. Persoalannya, jarak Bilato ke Pelabuhan Kota Gorontalo sekitar 2 jam 30 menit.
Selain soal jarak, kondisi di Pelabuh Kota Gorontalo kian terbatas. “Melihat industri yang makin berkembang, keberadaan pelabuhan baru mutlak diperlukan,” kata Prof. Nelson yang juga Deklarator pembentukan Provinsi Gorontalo ini.
Menurut Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Gorontalo ini, pembangunan Pelabuhan Bilato bukan hanya untuk kepentingan Gorontalo semata.
Pelabuhan Bilato menurut Prof. Nelson, akan menjadi pelabuhan regional yang mencakup Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo dan Teluk Tomini.
“Apalagi kami sudah punya daya dukung dari Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara,” ujar Bupati Gorontalo dua periode ini.
Dari sudut pandang sejarah, keberadaan pelabuhan di Bilato bukanlah hal baru. Pada zaman Belanda, di Bilato sempat ada pelabuhan yang difungsikan sebagai titik perdagangan. Pertimbangan Belanda saat itu adalah posisi geografis Bilato yang memiliki akses langsung ke beberapa daerah di Gorontalo.
Pemilihan Bilato sebagai lokasi pembangunan pelabuhan didukung data sejarah. Pada zaman Belanda, daerah Bilato memang pernah memiliki pelabuhan. Belanda membangun pelabuhan si itu karena posisinya sangat strategis, berada di tengah Gorontalo.
Nelson juga menyebutkan, pembangunan Pelabuhan Bilato tidak hanya terkait kebutuhan industri dan perdagangan. Lebih dari itu, keberadaan pelabuhan diharapkan membuka lapangan kerja dan peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar.
“Gorontalo saat ini menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Maka fokus pengetasan kemiskinan harus menjadi salah satu tujuan pembangunan,” ujar dia.
Prof. Nelson menggandeng Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo periode 2019 – 2024 Kris Wartabone yang juga cucu pahlawan nasional Nani Wartabone.
Pasangan berjuluk Patriot Gorontalo ini mendapat nomor urut 2.