Nelson Pomalingo, Berani Beradu Gagasan dengan Mahasiswa dalam Bedah Prof

Breaking news

maleonews.com _ KAB. GORONTSALO – Ratusan mahasiswa hadir dalam acara ‘Bedah Prof’, bersama civitas kampus’, menggali tentang apa dan bagaimana visi-misi seorang Prof. Nelson Pomalingo sebagai salah satu kandidat Calon Gubernur kemudian hari.

Wajar hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana ide dan gagasan seorang calon pemimpin Gorontalo, oleh kalangan kampus sebagai agen intelektual dimasa depan.

Hadir dalam diskusi itu seluruh wakil perguruan tinggi, organisasi mahasiswa yang tergabung dalam organ ekstra cipayung. Dan mereka hadir dengan sejuta pertanyaan, hadir dengan kalimat kritisnya sebagaimana ciri khas mahasiswa.

Kalangan Mahasiswa pun sangat mengapresiasi dialog itu. Sebab bagi mereka, hanya Prof. Nelson yang Berani Beradu gagasan dengan mahasiswa sebagai seorang calon gubernur.

Dari diskusi yang berkembang. Banyak hal yang didiskusikan. Pernyataan dan sikap kedepan seorang Prof. Nelson Pomalingo kedepan sebagai calon gubernur Gorontalo bagaiamana menghadapi tuntunan rakyat, baik soal pertanian, ekonomi, pendidikan, tenaga kerja, perkembangan kampus, dan masih banyak lagi.

Suwandi Musa dan Jayusdi Rivai yang hadir sebagai pengatur lalu-lintas kampus terlihat tidak menutup pertanyaan pertanyaan dari pihak mahasiswa baik mau mengkritik, ataupun menitipkan harapan kepada Prof. Nelson sebagai pemimpin masa depan dengan dua kali lebih baik.

Nelson pun mengakui kehebatan kehebatan mahasiswa, karena melalui sikap kritis pihak kampus dan mahasiswa inilah, dirinya Prof. Nelson Pomalingo dan Kris Wartabone hadir sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo.

Prof. Nelson juga mengakui dari pertanyaan pertanyaan yang cukup kritis inilah, setidaknya gambaran kondisi masyarakat saat ini terpampang lewat pertanyaan mereka kaum kampus.

” Sekali lagi saya sangat mengapresiasi sikap kirits mahasiswa yang lahir dari pertanyaan pertanyaan semua. Dan saya bangga dengan kegiatan ini, ” Tukasnya.

” Saya tak anti kritik. Sebab saya juga lahir dari kampus. 2 kali rektor di 2 perguruan tinggi. Saya memahami sikap kritis itu. Tinggal diarahkan dan dijawab, sesuai data fakta. Sebab dari situlah arah memperbaiki dan membangun akan terarahkan dengan baik dan benar. ” Pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *